PEREMPUAN DIUJUNG SENJA
Dengan mencuri waktu dari malam yang bergegas
Sejenak menepi di dermaga paling sepi
Memintal upaya pada perbincangan sunyi
Menikmati hembusan rindu yang menyapa pucuk hening
Menggapai jiwa paling rapuh untuk kembali pulang
Sebagian mampu menyentuh dinding langit
Sebagiannya patah di perjalanan terhalang kabut
Pada jiwa yang enggan menyerah
Seluas laut harap kemudian meluruh
Bahwa rindu sesungguhnya adalah luka
Dimana dahulu kita bermukim atas nama cinta
Serupa ombak mengejar pantai
Terbentur karangpun tetap berlari
Selayak buih yang pecah dionggokan pasir
Remuk berkepingpun masih jua coba terus berdesir
Komentar
Posting Komentar