POEM
1
Hari ini...
Langkah kaki berjalan
Menyusuri lorong waktu
Sebuah harapan terselip
Di balik doa semalam
Dengan sekantong harapan
Secuil mimpi
Sengaja menyatu erat
Membawa segudang semangat.
Kiranya mentari mendekap hangat mimpi
Agar saat malam tiba
Rembulan indah akan memancarkan
Cahaya tentang keabadian harap
Yang di nyatakan oleh cerahnya arunika.
Langkahmu dan langkahku
Semua berjalan
Semua menuju
Semua sedang berupaya.
Semua sedang meraih segenap harapan
Yang masih di rahasiakan oleh takdir Tuhan.
Entah hari ini
Atau nanti
Hanyalah menanti.
Tanpa jeda tuk menyerah mencari arti
Dan memberi mimpi
Untuk mereka yang tidak mampu bermimpi
Dan kitalah yang menjadi bagian dari mimpi.
Sebagai petunjuk arah.
Bagi kaum yang masih diam tanpa berani melangkah.
Semangat adalah api yang mengobarkan jiwa.
Dan kita akan saling menghangatkan
Kepada setiap mereka
Yang hidup dalam dinginnya jerat keadaan
Tak ada yang sulit
Karena rumit itu adalah perasaan
Yang belum sempat terjabarkan
2
Masih senada pada apa yang dirindukan
Seperti bangau yang mencari jalan untuk kembali di peraduan senja
Itupun yang aku fikirkan
Menghayati keindahan pada ruang kebersamaan
Kutitip cintaku pada layar layar yang mulai berkembang
Kulirihkan lewat angin yang membawanya
Rindu membanjiri kepalaku
Merobek akalku
Menjadi hantu di mimpi mimpiku
Pekat menyelimuti hari hari
Dingin
Membeku
Diruang tunggu
Memberontak retak segala jejak
Terikat pada kelam yang terpikat
Cinta yang telah kutinggalkan di langit langit semu
Menjadi luka membiru
Lebam dan suram
Disini...
Masih di ruang tunggu terbalut rindu
Kaku tanpa bisa merayu
Pada camar di tiang tiang kapal
Kutitipkan cintaku bila pulang
Disini rindu tertahan
Liar tanpa tawar
3
Dilaut jiwamu biduk cinta
ku tenggelamkan
Sebelum meruah dosa-dosa
Dan tak ingin ditemukan
Di Palung terdalam hatimu
Aku menyelam
Terkubur
Dan tak ingin bangkit
Engkau puisi ter romantis
Yang tak terwakili kata-kata
Menemani seluruh ku
Di renyah candamu
Rinduku yang basah menggelayut
Penuh gairah
Dan kita terbang bepelukan
Menyeusup diantara awan
Untuk menjelma bintang
Malam ini langit teramat pekat
Sepasang kilat berkejar
Tak terlihat menggeliat
Aku diantara jeruji sepi
Diam
Mengunyah kisah hingga lumat
Pahit
Sungguh
Mungkin besok malam
Aku akan menjelma gagak
Bersuara serak meneriakkan rindu
Dan rahip diantara aksara puisi
Yang tak pernah diwakilkan pada kata-kata.
Komentar
Posting Komentar