SOLEK INDAH PUISI

AIR MATA SANG KUPU-KUPU

Di halaman malam, kelamnya dingin menusuk, menimbulkan rasa seram
Embun beku memburamkan cahaya lampu jalanan, seperti lukisan yang samar
Seorang wanita tegar, melangkah tanpa gentar, menorehkan sejarah juang yang haram
Meski disorot pandangan tak hormat, di sela setiap lelaki yang tak dikenal atau mahram
Dia tak perduli akan fitnah dan nista, dia butuh nafkah agar keluarganya hidup tenteram
Meskipun hidupnya penuh tantangan, tubuhnya kuat, namun bahtera hidupnya kadang karam

Orang-orang tak peduli, menghujat dengan kata-kata penuh hinaan dan cela
Cabo, lonte, pelacur, dan berbagai kata makian lainnya dilontarkan padanya, sungguh tiada cela
Namun dia bertahan, berusaha demi keluarga, melawan lelah dan jerit lapar bibir mungil
Setahun lalu, sang ayah pergi tanpa jejak, meninggalkan luka yang dalam, begitu pilu

Kau perempuan tangguh, setiap detik bertarung dengan azab batin dan ragamu
Di malam hari, kau menggoda nafsu para lelaki, dalam pekat, berusaha bertahan hidup bagimu
Di siang hari, kau harus menghadapi fitnah dan hujatan tetangga yang jahiliah
Tegar kau berdiri, hingga saat Izrail menjemputmu dalam kehampaan abadi, ke keabadian suci

Demi Tuhan, hai kupu-kupuku yang tegar dalam dada, abadi penuh warna di sanubari
Biarkan aku merasakan air matamu, yang kau sembunyikan dari anak-anakmu di siang hari
Juga isak-sak sesalmu, dosa-dosa yang kau sembunyikan, terlindung dalam riasan wajahmu di malam hari

Meskipun mereka memaki dengan kata-kata, yang menyayat hati, hancurkan perasaan
Cabo, lonte, pelacur, dan berbagai makian lainnya, mereka lontarkan tanpa henti
Namun aku akan tetap memanggilmu "Bunda"
Hingga kelak, tubuh ini terbujur kaku dalam keranda, engkau tetap menjadi sosok yang penuh cinta.


KHILAF PADAMU

Semakin sering ku mengingat mu
Hati ku semakin merindukan mu
Semakin banyak kusebut nama mu
Hati ku semakin gelisah mencari mu

Masih patutkah aku mencintaimu
Sedangkan hati ku masih khilaf pada mu
Masih patutkah aku bersanding dengan mu
Sedangkan aku kadang tak perduli pada mu

Mencintai mu begitu indah 
Merindukan mu begitu sengsara
Indah yang ku pandang menjadikan tetes air mata
Indah yang ku dengar juga menjadikan tetes air mata

Bila masih ada waktu 
Hati ku akan selalu tersenyum
Setia mencintai mu
Dan selalu merindukan


HUJAN MALAM INI

Suara hujan memecah kesunyian malam 
Dentingnya bergema bagaikan irama 
Aku terhanyut dalam nada nada syahdu mendayu
Rindu pun mengusik sepi malamku 

Detak jantung membuatku luruh dalam sendu
Ingatanku menerawang mencari sesosok bayangmu yang sangat kurindukan 
Serasa ingin aku merengkuh bayanganmu
Untukku peram ke dalam mimpi sunyiku 

Semakin deras hujan turun di malam ini 
Jemariku pun mulai merayapi kertas dan pena 
Ingin sekali kumerangkai kata 
Untuk luahkan rasa rindu ini dalam sebuah puisi cinta 
Ah, begitu merdunya rerintik yang turun 
Membuatku terlena dalam suasana
Ah, begitu indahnya kata kata yang tersusun
Seindah namamu yang tercoret di ujung pena.




#KARYA PUISI DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanggapi Segalanya: Kelelahan, Ekspektasi, dan Pencarian Keseimbangan dalam Hidup Modern

Menyaksikan Kehilangan dalam Kebersamaan, Perjalanan Menuju Kebahagiaan yang Terpisah

Secercah Cinta di TOT UKM-F RISET 2024