KASARUNG TERMODIVILIKASI

Duniaku belantara hitam 
yang begitu galak bergerak 
pada akarnya yang kuat aku berpijak
pada sulur hitamnya yang padat aku beranak pinak
kadang aku perlu gigit kuat-kuat akar sulurnya
agar tak terlempar dan mati sia-sia
posisi kesukaanku di kepala bagian kirinya
di sana akar sulurnya lebih kuat dan tidak gampang rontok
sebagai kutu aku berkuasa penuh di sini
aku pun tumbuh dengan sehat dan gemuk
cukup itu saja yang kau tahu dariku
dan ijinkan aku berkisah tentang Tuanku.

Tuanku adalah Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang turun ke bumi dalam wujud seekor lutung.
Kera hitam berekor panjang. 
Kera yang gagah dan juga jenaka.
Kasihan Tuanku!
Ia tersesat di tengah hutan. 
Itulah sebabnya ia dipanggil Lutung Kasarung, lutung yang tersesat.
Tapi ternyata ia tidaklah tersesat.
Hutan inilah memang takdir yang ia tuju.

“Ampun, Lutung! Tolong jangan ganggu aku!” teriak seorang gadis dengan ketakutan.

Tuanku pun undur langkah.
Bukan mereda temu, tapi agar sang gadis lebih paham keadaan.

Segera Tuanku berkata, bahwa ia bukan lutung biasa, ialah jawab dari segala doanya.

Sang gadis bukanlah wanita biasa, ia adalah Putri Purbasari, putri bungsu dari Raja Kerajaan Pasir Batang.
Putri yang malang, kena teluh seluruh tubuhnya berbintik hitam, dan akhirnya diasingkan.
Padahal sebelumnya ia teramat cantik mulus lebih dari pualam.

“Jangan takut, Tuan Putri! Aku tidak akan mengganggumu,” jawab Lutung, Tuanku.

Putri Purbasari pun tersentak kaget, karena lutung itu dapat berbicara seperti manusia.

“Hai, kamu siapa dan dari mana asalmu?” tanya Putri Purbasari.

Tuanku pun melompat-lompat kegirangan karena sang putri sudah mulai paham keadaan.
(hampir saja aku terlempar kalau tidak kuat-kuat menggigit akar sulur hitam rambut kepalanya)

“Aku Guruminda, putra Sunan Ambu dari Kahyangan. Aku telah melakukan kesalahan, sehingga dibuang ke bumi dengan bentuk seperti ini, dan kesasar di tengah hutan ini,” jelas Tuanku.
Suara Tuanku selalu berwibawa, semua binatang terdiam dan hutan menjadi sunyi saat dia bersabda.
Aku pun ikut bangga.

Sang Putri pun menjadi tenang. 
Ia tersenyum dan memperkenalkan diri menceritakan asal-usulnya. 
Rupanya nasib mereka nyaris sama, dan sama-sama terbuang di hutan itu.
Sejak itu, Putri Purbasari memanggil si lutung dengan panggilan Lutung Kasarung, yang artinya Lutung yang kesasar. 
Kemana pun sang Putri pergi, Lutung Kasarung selalu menyertainya. 

Tuanku punya koneksi maha sakti.
Apa yang ia mau bisa dinegosiasikan dengan semedi.
Pada Tuhan Yang Maha Kuasa ia bermohon kesembuhan sang putri.
Tiba-tiba tanah di depan Tuanku merekah menjadi sebuah telaga kecil. 
Airnya jernih, sejuk, harum, dan mengandung obat.
Dijamin mujarab untuk kesembuhan sang putri.

“Bercebur dan mandilah di telaga ini, Tuan Putri! Niscaya penyakit Tuan Putri akan sembuh, karena air telaga ini mengandung obat yang mujarab,” ujar Tuanku.
Ada getaran sayang pada setiap kata-kata yang terucap.
Aku bisa membaca apa yang ada di benak Tuanku.
Teramat jelas ia mengeja cintanya.

"Aku dan kamu selayaknya kisah yang belum usai namun masih diberi jeda.
Entah jeda itu untuk apa?
Lalu, apa kisah kita akan berlanjut atau memang selesai dengan seperti ini.
Setelah kau kembali bersilih rupa?
Aku hanya seorang pemuja".

Ah, sungguh indah bakti cintamu, Tuanku!
Dan rupanya ia takut sang Putri berubah sikap saat menjadi cantik lagi.

Tanpa ragu, Putri Purbasari menceburkan diri ke dalam telaga itu. 
Sungguh ajaib!
Seluruh bintik-bintik hitam di kulitnya langsung luruh.
Hilang tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. 
Kulitnya kembali bersih dan halus seperti semula. 

“Terima kasih, Tung! Engkau telah menyembuhkan penyakitku,” ucap Putri Purbasari dengan perasaan gembira.

Putri Purbasari semakin sayang padanya.
Bahkan hatinya seperti berdendang saat berdekatan dengannya.
Hari-harinya pun semakin riang.
Sanak saudara di Kerajaan pun sudah tak pernah terbayang.

Tapi pada suatu hari, Patih kerajaan datang ke hutan untuk melihat keadaan sang Putri. 
Ia terkejutnya melihat Putri kembali rupawan.
Ia pun mengajak sang Putri untuk kembali ke istana.

Tapi nasib baik tak semudah membuka telapak tangan.
Kembali pada keluarga akan ada yang terancam.
Kakak kandung pun siap menghadang.
Taruhannya adalah kursi empuk kerajaan.

“Ampun, Ayahanda Raja! Nanda keberatan jika Putri Purbasari yang dinobatkan menjadi Ratu. Biar adil, sebaiknya diadakan pertandingan. Pemenangnya akan menerima tampuk kerajaan, sedangkan yang kalah akan menerima hukuman mati,” teriak Putri Purbararang, kakak kandung Putri Purbasari.

Sebagai Raja yang adil, pertandingan harus segera dihadirkan.
Kedua putrinya akan menentukan nasib mereka sendiri.
Perkara isi hatinya, tidak penting lagi.
Siapapun pemenangnya akan menjadi Ratu Kerajaan yang baru.

“Jangan khawatir, Tuan Putri! Aku akan menolongmu,” bisik Tuanku.

“Terima kasih, Lutung!” jawab Putri Purbasari.

Pada hari yang telah ditentukan, yang telah dihitung kebaikan dan keberuntungannya, pertandingan pun berlangsung.

Tentu saja Putri Purbasari unggul di semua pertandingan.
Berkuasa di segala laga.
Ada Tuanku yang siap sedia menjaga.

Dialah pemenangnya dan layak jadi Ratu Kerajaan yang baru.

Tapi siapa calon suami yang akan mendampinginya nanti?
Gemuruh orang mempertanyakan dan mengejek Tuanku yang berdiri setia di samping sang Putri.

“Inilah calon suamiku!” seru Putri Purbasari dengan bangga.

“Ya, ini calon suamiku!” serunya sekali lagi.

Semua terbahak-bahak melihat jawaban sang Putri.
Bumi gonjang-ganjing langit kelap-kelap katon lir kincanging alis, risang maweh gandrung, sabarang kadulu wukir moyag-mayig saking tyas baliwur ong. 
Bumi berguncang, langit berkilat, membuncah seperti orang yang gila kehormatan dan keindahan dunia, gunung pun meletus hebat.

Tuanku murka.
Semua yang dijejaknya seperti akan dibinasakannya.

Ia tidak terima Putri Purbasari diejek seperti itu. 

Ia tidak terima kehormatannya dipandang sebelah mata.

Bumi berguncang hebat.
Berdentum menggelegar.
Kilat di langit menyambar-nyambar.
Seketika, Lutung Kasarung pun berubah menjadi Guruminda yang tampan dan gagah perkasa.
Semua terperangah dan terpesona melihat ketampanannya.

Putri Purbasari pun dinobatkan menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang. 
Ia seorang Ratu yang arif dan bijaksana.
Seluruh negri senantiasa hidup makmur, damai, dan sentosa.

Tuanku selalu ada untuk Sang Ratu.
Mantra cinta mereka menyihir seluruh duka jadi bahagia.
Kisahnya abadi sampai akhir masa.
Aku sendiri masihlah si kutu kecil itu
terus beranak-pinak di rambut ikal kepalanya
menjadi gigitan kecil saat ia hendak berbuat salah
menjadi tiupan lembut untuk segala sikap baiknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanggapi Segalanya: Kelelahan, Ekspektasi, dan Pencarian Keseimbangan dalam Hidup Modern

Menyaksikan Kehilangan dalam Kebersamaan, Perjalanan Menuju Kebahagiaan yang Terpisah

Secercah Cinta di TOT UKM-F RISET 2024