PEMIKIRAN MICHEL FOUCAULT! tentang apa??
Karya Foucault menggambarkan perbedaan difference sebuah konsep penting lain pada Foucault, melibatkan gagasan bahwa untuk memahami sesuatu yang bagaimana hal itu terhubung dengan hal-hal lain (Ramji, 2007).
Perbedaan antara postrukturalisme dengan strukturalisme. Jika strukturalisme dipengaruhi oleh linguistic, pendekatan Foucault dan lebih umum postrukturalisme beragam macam masukan teoritis. Keragaman itu membuat karya Foucault menjadi provokatif dan sulit untuk ditangani. Teori rasionalisasi dari berpengaruh tetapi pada Foucault pengaruh hanya di beberapa “bagian penting” dan hal itu bukanlah sebuah “kerangkeng besi” karena ada perlawanan. Beberapa gagasan marxis dalam karya Foucault tidak membatasi perhatianya hanya pada ranah ekonomi, dan memberikan perhatian pada jumlah instutusi. Lebih tertarik pada mikro- politik kekuasaan daripada kepada perhatian marxis tradisional terhadap ke kuasaan pada tingkatan masyarakat. Foucault mempraktikkan hermeneutika mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena sosial yang terjadi perhatianya. Foucault tidak memiliki pemahaman tentang suatu kebenaran asli yang mendalam, yang ada semakin banyak lapisan untuk dipisahkan. Foucault menolak gagasan subjek pemberi makna yang otonom. Terdapat juga unsur strukturaslisme yang cukup kuat, bukan model perilaku formal yang ditentukan aturan. Foucault mengadopsi keterkaitan nietzshe pada hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan, tetapi hubungan secara sosiologis oleh Foucault. Banyak dan beragam masukan teoritis tersebut adalah salah satu alasan kenapa Foucault dianggap sebagai seseorang postrukturalis.
Bahwa karya Foucault merupakan karya postrukturalis. Dalam pemikiran Foucault sangat dipengaruhi oleh strukturalisme, tetapi seiring dengan perkembangan pemikirannya pengaruh tersebut semakin menurun dan berbagai masukan lain menggerakan teorinya berbagai jurusan lain. Dua gagasan yang berada di inti metodologi Foucault- arkeologi pengetahuan (Foucault, 1966) dan “genealogi kekuasaan” (Foucault, 1969, val-verde,2007), bahwa yang disebut terakhir memggantikan yang pertama, Mitchell Dean (1994) telah memberikan alas an yang meyakinkan bahwa keduanya hadir Bersama- sama dan saling menyokong satu sama lain dalam karya yang substantif. Alan Sheridan (198-;48) menyatakan bahwa karya Foucault tentang arkeologi pengetahuan suatu pencarian atas serangkaian kaidah yang menentukan kondisi bagi semua yang dapat dikatakan di dalam wacana dan waktu tertentu. Arkeologi adalah pencarian atas sistem umum penyusunan dan transformasi pernyataan kedalam bentuk diskursif (Dean, 1994:16). Pencarian atas “sistem umum” tersebut kaidah dan juga fokus pada wacana (Lemert, 2005b) mencerminkan awal pengaruh strukturalisme pada karya Foucault. Foucault tidak berusaha untuk “memahami” mereka laykanya seorang pemikir hermeneutika. Lebih tepatnta, karya Foucault tentang arkeologi mengatur semua dokumen, membagi-bagi, mendistribusikan, menata, Menyusun mereka dalam tingkatan- tingkatan menetapkan rangkaian mereka, membedakan mana yang relavan dan mana yang tidak, mecari unsur- unsur , menjelaskan kesatuan, dan mendiskripsikan hubungan mereka semua (Dean, 1994:15).
Foucault tertarik pada wacana- wacana yang berusaha untuk memberikan penjelasan atau mensistematisasi diri mereka dalam hubungannya dengan cara tertentu untuk mengatakan kebenaran (Dean, 1994:32). Dengan terbentuknya ilmu manusia, seperti psikologi. Arkeologi mampu mengambil jarak dan memisahkan diri dari norma dan kriteria validitas yang ada dalam semua keilmuan dan disiplin yang mapan demi kejelasan internal dari kelompok, kondisi kemunculan eksistensi, dan transformasi mereka (Dean, 1994:36). Genealogi jelas merupakan sejarah kecerdasan yang khas, “suatu cara mengaitkan muatan- muatan sejarah menjadi perlintasan (trajectory) yang terorganisir dan tertata yang tentunya bukan merupakan penjelesan sederhana tentang asal mula mereka perwujudan yang perlu dari tujuan mereka. Genealogi adalah sebuah cara menganalisis berbagai perlintasan wacana, praktik, dan peristiwa yang jamak, dengan akhir yang terbuka, heterhen dan menetapkan hubungan mereka yang terpolakan tanpa perlu menggunakan rezim kebenaran yang mengklaim hukum pseudo- alamiah atau kebutuhan global (Dean, 1994:35-36). Genealogi bertentangan dengan beberapa jenis kajian sejarah yang mendukung sentralitas pada hukum atau kebetuhan tersebut. Segala sesuatu masih belum tentu dalam sudut pandang genealogis. Genealogis cenderung kritis, melibatkan interogasi yang tidak kenal Lelah terhadap segala sesuatu yang di pandang merupakan ketentuan, alami atau netral (Dean, 1994:20).
Genealogis berhubungan dengan antara pengetahuan dan kekuasaan dalam ilmu- ilmu tentang manusia dan segala praktik yang terkait dengan regulasi tubuh, pengaturan tingkah laku, dan pembentukan diri (Dean, 1994: 154). Foucault tertarik pada kondisi yang berlangsung pada satu momen kapan untuk mengatakan kebenaran dalam ilmu- ilmu tentang manusia(Dean, 1994:24). Deskripsi kritis baru dengan genealogis membahas langkanya pernyataan dan kekuatan persetujuan (Dean, 1994:33). Dalam hubungan antara dua Foucault, arkeologi melakukan serangkain tugas dalam rangka melakukan genealogis. Secara spesifik, arkeologi melibatkan suatu analisis empiris terhadap berbagai wacana sejarah, sedangkan genealogi menjalankan suatu analisis kritis dan berturut- turut terhadap wacana- wacana sejarah dan isu- isu penting dalam dunia kontemporer. Genealogi adalah untuk sejarah masa sekarang (present), yang melibatkan proyeksi yang tidak disengaja terhadap struktur interprestasi yang timbul dari pengalaman atau konteks sejarawan ke dalam unsur – unsur masa lalu yang sedang dipelajari. Foucault berusaha menerangkan masa sekarang dengan menggunakan berbagai sumber sejarah untuk mencerminkan kemungkinan, singularitas, saling keterhubungan, dan potensi beragamanya perlintasan dari unsur yang membentuk tatanan sosial masa kini sebagai suatu pengalaman (Dean, 1994:21).
Komentar
Posting Komentar